Ini tak seperti yang kalian pikirkan, ini tak seperti yang terucap dari mulut mereka, ini lebih sakit jika di ungkapkan. Inilah aku dan hijrahku, siapa yang tak mengenal diriku? Wanita pecicilan dengan celana ketat di kakinya, dan baju kaos press bentuk tubuh melekat di badannya, dengan jilbab pendek ala kadarnya.
Hari hari seperti itulah, tanpa sadar seperti ada secercah cahaya masuk dalam hati ini dan tak ada pintu keluar sebelum aku dan hijrahku. Hijrah? Kata yang sering terdengar. Hijrah mungkin sebagian mengatakan itu mudah, namun bagiku itu seperti proses yang cukup sulit. Bagaimana tidak? Menunggu 15 tahun umurku baru cahaya itu datang. Beruntung untuk dirimu yang sudah mengenal-Nya lebih lama dariku. Jika aku mengatakan mudah itu tak mungkin bagiku. Aku memulainya dengan menggunakan rok pengganti celana ku, aku ubah secara perlahan pakaianku. Banyak sekali komentar sana sini ada positif ada negative dan itu seimbang.
Ketika kalimat positif terdengar “Alhamdulillah adikku semoga istiqomah” ketika negative datang “Kamu beneran hijrah? Gak pengen pake celana lagi?” Sudah rasanya bergetar. Bukan hanya itu ada lagi ucapan ucapan “Yang penting perbaikin tingkah lakunya dulu, baru jilbabnya” Oh NOOO !!! You hidup di jaman apa kali ya -_- Masya allah jilbab itu kewajiban , akhlak kepribadian. Lagi lagi, ketika aku menggunakan gamis yang panjang sampai ke bawah kaki mereka mencemooh karena “terhapus” lantai katanya. Salah kah ketika aku menggunakannya sepanjang ini? Dan lagi lagi teman cowok maupun cewek seolah olah aneh melihat aku menggunakan pakaian syari Ya Allah rintangan apalagi ini?
Yang cowok, seolah olah takut untuk melihat dan ngobrol dengan aku, yah inilah jalan hijrah tak semulus dipikiran tak semudah dijalankan. Pertanyaan pertanyaan muncul secara berurutan mengapa? Apakah siap? Lalu kapan jika bukan sekarang? Jika aku berkata saat hijrah ini, aku bilang “aku gak mau pacaran, aku gak mau pake celana levis dan modis sosialita seperti wanita lainnya” sepertinya itu kedengeran munafik ya? Jujur aku mau telponan dengan lawan jenis, smsan, wa nan, line an, dm an, chat2 sayang2an kayak orang-orang aku mau. Siapa yang tak ingin? Tapi aku ingat Allah pasti cemburu, sedangkan jasadku diriku jiwaku hanya milikNya, dan Allah telah mengharamkan yang bukan halal ku, tak boleh didekatkan denganku. Aku selalu berusaha untuk membentengi diri ini, yang hampir goyah. Tapi aku asa lagi keyakinanku terhadap Allah SWT aku gabung kembali segala goyahanku aku jadikan satu kembali semngat hijrah ku bahwa aku tetap seperti ini hingga akhirnya jasadku kembali padaNya.
Doakan diri ini selalu terjaga iman dan istiqomahnya aamiin..
Comments
Post a Comment